Filsafat ikhwan al Shofa
Ikhwan al Shofa yang berarti persaudaraan suci adalah kelompok pemikir islam yang bergerak secara rahasia di sekte Syi’ah Ismailiyah yang lahir abad ke 4 Hijrah di Basroh. Namun gerakan rahasia ini ditentang oleh penguasa setempat pada waktu itu (Dinasti Abasiyah) yang dikuasai Dinasti Salajikah) yang menganut paham Sunni. Akhir dari perbedaan ideologi ini berujung dengan dibakarnya karya filsafat ikhwan al Shofa . Tokoh filsafat ikhwanal Shofa diantaranya Ahmad Ibnu Abdillah, Abu Sulaiman Muhammad Ibnu Nashr Al Busti (Al Muqoddasi), Zaid ibnu Rifa’ah (Ketua) dan Abu Hasan Al Zanjani.
Ada 4 tingkatan dalam kelompok ini, yaitu:
1. Ikhwan Al Abrar Al Ruhana, yaitu kelompok yang berusia 15-30 tahun, memiliki jiwa yang suci dan kuat.
2. Ikhwan Al Akhyar wa Al Fudhola, yaitu kelompok yang berusia 30-40 tahun, sudah mampu memelihara persaudaraan, pemurah, kasih sayang dan siap berkorban demi persaudaraan.
3. Ikhwan Al Fudhola Al Kiram, yaitu kelompok yang berusia 50-50 tahun, sudah mengetahui aturan ketuhanan sebagai tingkatan para nabi dan kedudukan dalam pemerintahan sama seperti sultan atau Qodhi(hakim).
4. Al Kamal, usia 50 tahun ke atas disebut tingkatan al muqorrobin minallah (mampu memahami hakikat sesuatu sehingga mereka sudah berada di atas alam realitas, syari’at dan wahyu.
Karya-karya
1. Bidang matematika ada 14 risalah (geometri, astronomi, musik, geografi, seni, modal & logika)
2. Bidang fisika dan ilmu alam ada 17 risalah (genealogi, mineralogi, botani, hidup dan matinya alam, senang sakitnya alam, keterbatasan masnusia dan kemampuan kesadaran).
3. Tentang ilmu jiwa ada 10 risalah (metafisika, phytagoreanisme, kebangkitan alam).
4. Tentang ilmu ketuhanan ada 11 risalah (kepercayaan, keyakinan, hubungan alam dengan Allah, akidah mereka, kenabian dan keadaanya, tindakan rohani, bentuk konstitusi politik, kekuasaan Allah, magic, dan Ajimat).
Filsafat
1. Talfiq
Mereka berusaha memadukan filsafat Yunani dengan Syari’at arab dan menempatkan filsafat sebagai landasan agama yang dipadukan dengan ilmu. Dalam pemaduan mereka ini, mereka berusaha melepaskan sekat-sekat perbedaan agama termasuk seluruh agama yang ada. Yang mereka maksud adalah islam sebagai ajaran uatama dan ajaran lainya hanya sekedar pelengkap untuk memudahkan memahami islam itu sendiri.
2. Ketuhanan
Dalam hal ini mereka melandasi pemikirannya pada angka-angka. Angka satu paling berpengaruh dengan istilah lain angka satu adalah angka yang pertama. Oleh karena itu keutamaan terletak pada yang terdahulu. Oleh karena itu terbuktilah bahwa Ynag Maha Esa (Allah) lebih dahulu dari yang lainnya seperti dahulunya angka satu dari angka lain.
3. Bilangan
Angka mempunyai arti spekulatif yang penting, yang dapat dijadikan dalil wujud sesuatu. Oleh karena ilmu hitung merupakan ilmu yang paling mulia dibandingkan ilmu empirik, karena tergolong ilmu ketuhanan. Angka satu merupakan dasar wujud dan permulaan yang absolute.
4. Jiwa manusia
Jiwa manusia bersal dari jiwa yang universal. Jiwa manusia banyak dipengaruhi materi yang mengitarinya. Agar jiwa tidak kecewa dalam perkembanganya, maka jiwa dibantu oleh akal yang merupakan daya bagi jiwa yang berkembang.