jangan hanya puas dengan hasil sedikit tapi puaslah karena usaha anda yang banyak dan berhasil. ingat!!! hasil akhir dari usaha anda itu penting

November 27, 2011

Perbandingan Filsafat dan Sains

Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal ini bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofi spekulatif dan berfikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat pendidikan tradisional, adalah bahwa filsafat menetukan tujuan dan science manentukan alat sarana untuk hidup.
Untuk lebih jelas dan untuk lebih mengetahui tentang perbandingan antara filsafat dan sains, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu :
• Persamaan :
a. Keduanya mencari kerumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
b. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab akibatnya.
c. Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
d. Keduanya mempunyai metode dan system.
e. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (obyektifitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.

• Perbedaan :
a. obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak sedangkan kajian filsafat tidak terkokta-kotak dalam disiplin tertentu. Obyek formal (sudut pandang) filsafat itu bersifat fregmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu ada itu secara luas, mendalam dan mendasar, sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifat teknik yang berarti bahwa cara-cara ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
b. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjol daya spekulasi,kritis,dan pengawasan,sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan tital dan error. oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis,sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
c. Filsafat menberikan penjelasan yang terakhir,mutlak, dan mendalam sampai mendasar (primary cause) sedangkan ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dah lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu

Sekarang, filsafat sama denagn sains dalam menemukan pengetahuan yang seksama dan terorganisir dengan baik. Tapi filsafat tidak puas dengan definisi semacam ini. Filsafat mencari pengetahuan yang juga ‘konprehensif ‘. Pikiran manusia tidak puas semata-mata dengan menyusun rangkaian yang tetap tentang fenomena dan sekedar merumuskan cara-cara mereka bertingkah-laku. Pikiran manusia sangat membutuhkan beberapa penjelasan akhir berkenaan dengan berkenaan dengan berbagai fenomena dengan perilaku.
Objek filsafat adalah mengambil alih berbagai hasil sains, menambahkan kepada hasil-hasil sains yang diambil alih tersebut dengan berbagia hasil pengalaman etis dan religius umat manusia kemudian mereflesikannya secara keseluruhan. Definisi diatas menyakinkan proyek ambisius filsafat, harapannya adalah untuk mandapatkan pandangan yang ringkas tentang kerja sains khusus dn menemukan beberapa makna menyeluruh yang pada masa lalu telah menggiring para ilmuan atau pemikir kepada kritisme yang tidak menguntungkan filsafat.
Bagi akal manusia, perhatian utama mengenai kedua hal tersebut dan apapun objek lain yang menarik perhatian manusia adalah pokok pembahasan yang mesti masuk akal bagi penyelidikan ilmiah sehingga logis juga dalam menetapkan metode iliah yang di pergunakannya. Sikap kritis hanya dapat tumbuh dari kesalah pengguna metode dalam cara kerja atau dari keputusasaan yang dinyatakan dengan perbuatan.

Sebab-Musabab
Tidak ada suatu kejadian atau peristiwa tanpa adanya sebab (nothing happens without a cause) dan sebab tersebut mencukupi. Saat ini, seluruhnya merupakan produk atau hasil dari masa lalu dan masa depan mungkin terjadi karena hasil dari zaman sekarang. Fenomena apapun menghadirkan dirinya sendiri atas pandangan kita dan kita dengan penuh keyakinan bias menemukan sebuah sebab.
Dari penjelasan diatas, kemudian kita menduga bahwa penyebaban dalam arti umum adalah hanya seperti sebuah perkara tentang kekuasaan atau pelaksanaan (enforcement). Penjelasan ini disebut dengan penjelasan penyebaban animistis atau antropomorfis. Maksudnya penjelasan ini menerangkan berbagai hal dialam semesta dengan bersandar pada perasaan dan pengalaman kita.
1. Sebab pertama
Karena sains memberikan cukup banyak pengertian dalam kepercayaan bahwa semua peristiwa memiliki sebab dan menemukan bahwa asumsi atau pengandaian sepenuhnya dinilai oleh hasilnya, maka para mahasiswa filsafat akan bersikeras menyelidiki tentang sebab pertama (first cause).
2. Sebab final
Kata final (akhir) disini tidak merujuk pada adanya sebab pertama atau sebab sebelumnya (yang baru lalu) tetapi mengacu kepada maksud atau tujuan pada suatu tindakan yang dalam bahasa latin disebut finis.
Sains tidak berhubungan dengan sebab final tetapi bagaimanapun juga mahasiswa berfikir dan ingin tahu apakah benda-benda yang berada dialam dalam beberapa cara tidak ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai.

Baca Yang ini

Musik Mp3

Filsafat

Bimbingan Konseling

Ilmu Alam

Artikel