jangan hanya puas dengan hasil sedikit tapi puaslah karena usaha anda yang banyak dan berhasil. ingat!!! hasil akhir dari usaha anda itu penting

August 6, 2012

Asal-Usul Bahasa Jilid 1

Ketika seorang anak manusia masih bayi, ia akan menangis untuk menyatakan sesuatu kepada orang yang paling dekat dengan dirinya. Tangisan itu lama-kelamaan berganti rupa menjadi arus bunyi yang bermakna dan akan bertambah lengkap dan kompleks sampai manusia meninggalkan dunia yang fana ini. Itulah bahasa. 

Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk dapat hidup berkelompok, tentunya mereka harus saling pengertian karena adanya kepentingan yang mengikatnya. Untuk kepentingan itulah dukungan alat komunikasi (bahasa) memegang peranan penting. Bahasa sebagai alat penyampaian pesan yang mengikat kelompok untuk saling pengertian dalam rangka hidup bersama, bergerak, dan mempertahankan diri dalam beraktivitas. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa bahasa seumur dengan keberadaan manusia itu sendiri. Hanya bagaimana bentuk bahasa itu pada awalnya dan bagaimana asal-usul bahasa itu. 

Asal-usul bahasa adalah aspek yang paling banyak dipertentangkan hingga hasil studinya pun tidak memuaskan karena sulit mencapai kesepakatan tunggal. Pada tahun 1866 masyarakat Linguistik Perancis melarang mendiskusikan asal bahasa karena itu hanya spekulasi yang ternyata tiada artinya. Para peminat studi bahasa tentunya haruslah tanggap kepada teori-teori ini, walaupun sulit ditelusuri secara ilmiah. 

Penyelidikan antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan kebudayaan primitif meyakini keterlibatan Tuhan, dewa dalam permulaan sejarah berbahasa. Tuhanlah yang mengajari Nabi Adam nama-nama yang ada di dunia ini. Penyelidikan antropologi tersebut sejalan dengan pemahaman Islam. 

Allah berfirman dalam surah Al Baqarah (2): 31-32 sebagai berikut: 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." 

Lebih lanjut penyelidikan antropologi menyatakan bahwa manusia diciptakan secara simultan, dan pada penciptaan ini pula dikaruniai ujaran sebagai anugrah Ilahi dan di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam dalam bahasa Yahudi. Sebelum pertengahan abad ke-18 teori-teori asal bahasa ini dikategorikan sebagai divine origin (berdasarkan kedewaan/kepercayaan). 

Abad ke -17 Andrews Kemke, seorang ahli filologi dari Swedia menyatakan di Surga Tuhan berbicara dalam bahasa Swedia, Nabi Adam berbahasa Denmark, sedangkan naga berbahasa Perancis. Sebelumnya seorang Belanda Goropius Becanus berteori bahwa bahasa di Surga adalah bahasa Belanda. 

Cerita dari Mesir lain lagi. Pada abad ke -17 SM, raja Mesir Psammetichus mengadakan penyelidikan tentang bahasa pertama. Menurut sang raja kalau bayi dibiarkan ia akan tumbuh dan berbicara bahasa asal. Untuk penyelidikan diambilah dua bayi dari keluarga biasa (sampel acak) dan diserahkannya kepada seorang gembala untuk dirawatnya. Gembala itu dilarang berbicara sepatah kata pun kepada bayi tersebut. Setelah sang bayi berusia dua tahun, mereka secara spontan menyambut si gembala tadi dengan berkata “Becos!”. Segera si gembala menghadap sang raja lalu menceritakan keadaan bayi itu. Raja segera menyelidikinya dan berkonsultasi dengan para penasihatnya. Menurut mereka becos berarti roti dalam bahasa Phrygia, dan inilah bahasa pertama. Cerita ini diturunkan kepada orang-orang Mesir kuno, hingga menurut mereka bahasa Mesirlah yang pertama. 

Kaisar Cina pun Tien-tsu, anak Tuhan, katanya mengajarkan bahasa pertama pada manusia. Ada juga versi lain seekor kura-kura diutus Tuhan membawa bahasa (tulisan) ke orang-orang Cina. Di Jepang pun bahasa pertama dihubung-hubungkan dengan Tuhan mereka Amaterasu. Orang-orang Babilonia pun percaya bahwa bahasa pertama berasal dari Tuhan mereka, sedang Brahmana mengajarkan tulis-menulis kepada ras Hindu, dan masih banyak cerita-cerita yang bernada sama dalam berbagai kebudayaan dahulu. 

Bagian akhir abad ke-18 spekulasi asal-usul bahasa berpindah dari wawasan keagamaan, mistik dan tahyul ke alam baru yang disebut dengan fase organis. Pertama dengan terbitnya Uber den Ursprung der Spraache (On the Origin of Language), tahun 1772 karya Johann Gottfried Von Herder (1744-1803) mengemukakan bahwa tidaklah tepat mengatakan bahasa sebagai anugrah Ilahi. Menurut pendapatnya “bahasa lahir karena dorongan manusia untuk mencoba-coba berpikir. Bahasa adalah akibat hentakan yang secara insting seperti halnya janin dalam proses kelahiran. Teori ini bersamaan dengan mulai timbulnya teori evolusi manusia yang diprakarsai oleh Immanuel Kant (1724-1804) yang kemudian disusul oleh Charles Darwin .

Baca Yang ini

Musik Mp3

Filsafat

Bimbingan Konseling

Ilmu Alam

Artikel