jangan hanya puas dengan hasil sedikit tapi puaslah karena usaha anda yang banyak dan berhasil. ingat!!! hasil akhir dari usaha anda itu penting

May 17, 2011

Coretan Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan di Indonesia Saat ini..??!!
Pendidikan adalah kunci gerbang menuju kemajuan peradaban..kita setuju dengan kalimat itu, adalah kalimat yang tepat untuk mengawali coretan ini. Tapi apakah anda tahu, pendidikan macam apa yang masuk dalam kategori di atas?..

Tak bijak rasanya bila membawa nama pendidikan tanpa menyertakan intelejen-intelejen di dalamnya seperti lembaga, pendidik  sendiri dalam hal ini adalah guru-guru termasuk dosen-dosen di tingkat universitas dan intelejen lainnya yang terkait. Ada sebuah pertanyaan sederhana “manusia yang harus mengikuti perkembangan jaman atau jaman yang mengikuti perkembangan manusia?” untuk menjawabnya mari kita lihat hakikat manusia sebagai khalifah. Manusia adalah pencipta pembantu dalam kehidupan dan kemakmuran di bumi tercinta ini, manusia mengendalikan semua peradaban di muka bumi ini termasuk yang menciptakan peradaban dan mengembangkannya. Jadi bukan manusia yang mengikuti jaman tapi manusialah yang menciptakan jamannya sendiri. Nah sudah ada sedikit gambarankan mengenai sejarah peradaban manusia, ini semua tidak terlepas dari pendidikan baik itu secara otodidak, eksperimen ataupun panduan.

Nah sekarang bagaimanakah kondisi pendidikan di Indonesia saat ini? Rupanya tidak asing lagi bagi kita mendengar pembahasan seperti itu. Tapi saya yakin anda akan berfikir dua kali dalam pembahasan saya ini. Survei menyimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini tidak lebih dari sekedar doktrinisasi,
mengapa demikian? Coba anda lihat sendiri keadaan pendidikan disekitar anda, adakah pendidik atau lembaga pendidikan yang menciptakan lulusan yang membesarkan jiwa? Tidak. Pasti semua lembaga dalam setiap brosur mereka tertulis “menciptakan lulusan yang siap kerja yang kompeten”. Sekilas tampak biasa-biasa saja, tapi kenyataan membuktikan bahwa mereka di ciptakan untuk bersaing. Dan yang lebih mengkhawatirkan dunia pendidikan kita adalah persaingan itu akan menghalalkan segala cara untuk jadi yang terdepan termasuk mematahkan,menginjak-nginjak pesaingnya dalam artian mematahkan argumen serta membunuh kreatifitas dan jati diri pesaingnya.

Setiap lembaga pasti ada pendidik atau bahkan semua yang mengajarkan atau mengatakan “lihat si A dia rajin, pandai jangan seperti si B yang malas, suka bolos. Kamu harus bisa seperti si A” atau mengatakan demikian “lihat si A bisa begini bisa begitu, sedang kamu, apa yang bisa bapak harapkan?”. Sekilas tampak seperti mendongkrak semangat untuk belajar, tapi sadarkah anda bagaimana psikologis anak tersebut?  Dia tertekan karena ucapan itu, dia takut untuk mengalami kegagalan dan akhirnya dia tidak berani untuk mengambil sebuah keputusan dengan kata lain anda telah membunuh karakter anak tadi. Inilah sisi lain dari pendidikan kita yang banyak orang sering di abaikan.
Seorang guru besar psikologis sekaligus filosof juga motivator dunia bernama DR. Robert Anthony mengatakan dalam bukunya  “Rahasia Membangun Kepercayaan Diri” mengatakan persaingan hanya akan membunuh kreatifitas. Dalam beberapa diskusi anda akan menemukan beberapa atau bahkan banyak orang yang dengan berbagai alasan mempertahankan argumennya walaupun dia sendiri menyadari kekeliruan argumennya itu. Dia tidak mau mengakui kekeleruannya dan bersikeras mempertahankan dan menjatuhkan argumen lawan dengan kemahiran kata-katanya. Ini jelas terlihat bahwa persaingan hanya akan melupakan jati diri kita dan secara tidak sadar kita telah membunuh kreatifitas kita karena pikiran kita hanya terfokus pada bagaimana cara menanggapi dan mengalahkan argumen itu bukan fokus pada apa yang menjadi bakat kita.
Bila anda mengatakan inilah bakat saya, “saya berbakat dalam memenangkan sebuah perdebatan”. Jelas itu bukan sebuah bakat, karena orang lain pun bisa melakukannya bahkan anak kecil pun bisa.

Mengenai sistem pendidikan di Indonesia saat ini survei menyimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak lebih dari sekedar domba yang terus mengikuti yang belum tahu kemana arah tujuannya. Tujuan pendidikan di Indonesia kebanyakan hanya agar lulusannya mampu manjadi pekerja yang profesional dengan kata lain tidak lebih dari sekedar buruh, itulah kenyataan yang tidak bisa dihindari.

Kondisi ini sudah melekat tertanam dalam pendidikan di Indonesia. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Kita hanya bisa memberikan arahan dan pemahaman kepada diri kita masing-masing bahwa kita itu unik, kita itu bisa lebih dari sekedar orang lain dan tentunya tidak dengan persaingan tapi kita fokus pada diri kita, pada kemampuan kita bukan fokus pada kecakapan orang lain.

Baca Yang ini

Musik Mp3

Filsafat

Bimbingan Konseling

Ilmu Alam

Artikel